Bismilahirromaanirrohiim
Assalaamualaykum wr.wb
Alhamdulillahirobbil’alamiin..
segala puji bagi Alloh SWT yang telah melimpahkan segala nikmatnya kepada kita,
nikmat islam dan iman, yang tiada putus-putus, semoga Alloh SWT senantiasa
merahmati kita semua..
Beberapa bulan
belakangan ini, saya dan beberapa teman-teman Book Advisor di Mizan Dian
Semesta selaku distributor buku-buku Pelangi Mizan sedikit resah dengan
“perhatian” yang berlebihan dari saudara (baca:keluarga), rekan-rekan, teman di
dunia maya tentang aktivitas kami di MDS. Perhatian tersebut diwujudkan dengan
bermacam-macam cara: ada yang menegur secara halus, penuh kehati-hatian, namun
ada juga yang disampaikan dengan cara (yang menurut saya) sangat ekstrim;
menyindir, menghujat, menuduh tanpa bukti, menghakimi tanpa mengadili, sampai
pada memprovokasi. “perhatian” tersebut adalah perihal Issue Mizan Media Syiah,
yang disampaikan melalui fb, bbm, group wa, dll. Salah satu ‘perhatian’
berbunyi demikian:
Waspadalah!
Syiah Garap Film Bertajuk Islami lagi.
Syiah bukan cuma merambah ke dunia pendidikan, kabinet maupun pemerintahan, namun mereka juga masuk kedunia film. Adalah sebuah film berjudul "Ada Surga Di RumahMu" merupakan film garapan orang-orang Syiah di Indonesia. Produsernya adalah pentolan syiah di bidang pendidikan yg
juga dikenal sebagai pemilik sekolah Lazuardi, yaitu Haidar Bagir. Film ini sedang diputar serentak di bioskop- bioskop di Jakarta. Berikut deskripsi singkat film "Ada Surga di RumahMu"
Genre: Drama, Religi
Duration: 106 minute
Distributor: Mizan Productions, Nava Productions
Producer: Putut Widjanarko, Avesina Soebli, Nadjmi Zen
Director: Aditya Gumay
Writer: Oka Aurora
Cast: Husein Alatas, Zeezee Shahab, Nina Septiani, Elma
Theana, Ustad Al Habsyi, Raihan Khan
Mari kita larang keluarga, sahabat, dan teman-teman kita untuk tidak menonton film ini, karena dengan menonton film ini berarti sama saja kita telah ikut andil menyuburkan pundi-pundi Mizan dalam membesarkan agama sesat syiah di Indonesia dan bukan hal yg mustahil jikalau uji coba perdana film ini mendapatkan respon yg baik dari masyarakat tentu Mizan sesat ini, akan segera
memproduksi film-film lainnya. Sebarkankanlah! insya Allah jadi amal yang shaleh kita
semua. (nisyi/syiahindonesia.com)
Syiah bukan cuma merambah ke dunia pendidikan, kabinet maupun pemerintahan, namun mereka juga masuk kedunia film. Adalah sebuah film berjudul "Ada Surga Di RumahMu" merupakan film garapan orang-orang Syiah di Indonesia. Produsernya adalah pentolan syiah di bidang pendidikan yg
juga dikenal sebagai pemilik sekolah Lazuardi, yaitu Haidar Bagir. Film ini sedang diputar serentak di bioskop- bioskop di Jakarta. Berikut deskripsi singkat film "Ada Surga di RumahMu"
Genre: Drama, Religi
Duration: 106 minute
Distributor: Mizan Productions, Nava Productions
Producer: Putut Widjanarko, Avesina Soebli, Nadjmi Zen
Director: Aditya Gumay
Writer: Oka Aurora
Cast: Husein Alatas, Zeezee Shahab, Nina Septiani, Elma
Theana, Ustad Al Habsyi, Raihan Khan
Mari kita larang keluarga, sahabat, dan teman-teman kita untuk tidak menonton film ini, karena dengan menonton film ini berarti sama saja kita telah ikut andil menyuburkan pundi-pundi Mizan dalam membesarkan agama sesat syiah di Indonesia dan bukan hal yg mustahil jikalau uji coba perdana film ini mendapatkan respon yg baik dari masyarakat tentu Mizan sesat ini, akan segera
memproduksi film-film lainnya. Sebarkankanlah! insya Allah jadi amal yang shaleh kita
semua. (nisyi/syiahindonesia.com)
Kalau dilihat dengan
seksama, bunyi pesan itu sudah tidak konsisten..di atas dituliskan produsernya
pentolan Syiah Haidar Bagir. Di deskripsi film nya tertulis Produser: Putut Widjanarko, Avesina Soebli, Nadjmi Zen. Mana yang
benar?? Jujur saya sendiri belum pernah menontonnya, tetapi saya pernah membaca
novel yang mengilhami film tersebut. Pertanyaan selanjutnya pun muncul: di mana
letak syiah’nya? Bagi saya yang masih awam tentang Syiah, saya tidak melihat
ada ajaran-ajaran islam yang menyimpang dalam content novel tersebut.
Sebelum kami tanggapi
lebih lanjut, kami sampaikan terima kasih atas perhatian teman-teman terhadap
kami. Kami sangat menghargainya dan menganggap hal tersebut sebagai bentuk
kasih sayang dan peringatan agar kami berhati-hati. Semoga Alloh membalas
dengan kebaikan.
Dengan segala
kerendahan hati, kami
ingin menyampaikan hal-hal yang menurut kami perlu disampaikan, yang mungkin
belum diketahui atau tidak terpikirkan para “pemberi perhatian” tersebut.
Tulisan di bawah ini adalah penjelasan resmi dari Mizan, semoga dapat mencerahkan. kami berharap tulisan ini bisa meluruskan isyu yang beredar di masyarakat. Pertanyaan bisa dijawab dengan informasi, tapi prasangka tidak akan hilang oleh kesadaran dan pengalaman.
Berikut kami kutip secara utuh:
Pembaca yang kami hormati, Alhamdulillah lebih dari 30 tahun Mizan terus konsisten ikut mencerdaskan bangsa dengan penerbitan buku-buku berkualitas. Lebih dari empat belas ribu buku telah terbit. Sesuai namanya, Mizan, kesetimbangan, Mizan mencoba menjadi jembatan menghubungkan berbagai matra pemikiran. Sebagai jembatan, tentu ada risikonya. Diinjak oleh yang menyeberang, dan disalahpahami oleh berbagai pihak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang memahami visi dan misi Mizan, sehingga menerima produk-produk Mizan secara objektif dan memberi masukan ketika ditemui kekurangan.
Namun bagi sebagian tidak akrab dengan produk-produk Mizan, isu bahwa Mizan adalah penerbit Syi’ah mungkin memberikan kebingungan dan keraguan. Isu ini bukan hal baru, tetapi semakin memuncak karena terpengaruhi konflik global di Syiria dan Yaman.
Terima kasih kepada masyarakat yang secara terbuka bertanya dengan semangat tabayyun untuk menghindari zhan atau prasangka. Dengan semangat itulah Mizan juga memberikan penjelasan sejelas-jelasnya.
Akhirnya kami berdoa agar Umat Islam dihindarkan dari perpecahan dan dipersaudarakan dalam keimanan. Aamiin.
Apakah Mizan itu Penerbit Syi’ah?
Sejak awal Mizan didirikan sebagai PENERBIT ISLAM yang mempromosikan nilai keseimbangan, keadilan, tawassuth (moderat) seperti tercermin dalam namanya Mizan yang berarti seimbang. Mizan tidak berafiliasi dan tidak mempropagandakan suatu mazhab. Mizan mempromosikan nilai-nilai Islam yang damai tanpa melihat kelompok atau mazhabnya. Tuduhan Mizan sebagai penerbit Syi’ah atau penerbit yang mempropagandakan Syi’ah adalah fitnah yang sama sekali tidak relevan dengan visi Mizan. Mempromosikan ajaran Syi’ah di negeri mayoritas Sunni atau sebaliknya jelas-jelas dilarang karena akan merusak kerukunan dan persatuan umat. Nilai ini yang terus dipegang hingga usia Mizan lebih dari 30 tahun. Pilihan ini bukan tanpa risiko. Sebagai jembatan, yang selalu diinjak, Mizan selalu disalahpahami dan dicurigai.
Untuk memahami lebih jauh silakan baca beberapa tulisan berikut:
- Seperempat Abad Waktu yang Panjang, refleksi Haidar Bagir pada ulang tahun Mizan ke-25
- Kontribusi Mizan dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Bangsa
- Susahnya Berada di Tengah, Renungan Seperempat Abad Mizan
Apakah Mizan Menerbitkan buku Syi’ah?
Betul, Mizan menerbitkan beberapa karya pemikir Syiah seperti Ali Syari’ati. Tetapi Mizan bukan yang pertama dan bukan satu-satunya yang menerbitkan buku pemikir Syi’ah. Sebuah penerbit tak bisa diafiliasikan dengan satu kelompok hanya karena buku yang diterbitkannya. Jika buku yang diterbitkan dijadikan patokan, maka Mizan akan bisa dicap penerbit Syi’ah, penerbit Ikhwanul Muslimin, penerbit Kristen, dll. Mari kita lihat lebih dekat ...
Sebagai bukti dari komitmen Mizan terhadap nilai tawassuth, Mizan menerbitkan semua karya yang mempromosikan nilai moderasi, menjembatani, dialog, tanpa melihat latar belakang mazhab si penulis. Maka Mizan menerbitkan buku karya Sayyid Qutub dan Hasan Al-Banna pemimpin Ikhwanul Muslimin, serial buku fikih dan tasawwuf karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, karya filosofis dan sastra pemikir besar Pakistan Muhammad Iqbal, pemikir Syi’ah Iran Ali Syari’ati, futurolog Islam Ziauddin Sardar, dan masih banyak lagi.
Untuk karya lokal, Mizan berkontribusi pada kebangkitan intelektual Islam Indonesia tahun 80-90-an dengan menerbitkan karya-karya pemikir besar seperti Kuntowijoyo, Cak Nur, Emha Ainun Najib, K.H. Ali Yafie dari NU, Jalaluddin Rahmat, Muhammad Azhar Basyir dari Muhammadiyah, Azyumardi Azra, Quraish Shihab, Taufik Ismail, Aa Gym, dll. Dari semua buku yang diterbitkan semuanya mengandung nilai tawassuth, persaudaraan, dan persatuan umat.
Mizan secara ketat tidak akan menerbitkan buku yang berisi propaganda satu mazhab tertentu. Mizan menerbitkan buku Dialog Sunnah Syi’ah, sebuah karya besar yang merekam upaya besar ulama-ulama Islam Sunni Syi’ah untuk persatuan umat. Syi’ah garis keras yang mengecam Sunni dan menjelek-jelekkan sahabat Rasul atau Sunni garis keras yang memecah belah umat, sama sekali tidak mendapat tempat dalam buku-buku Mizan. Bahkan tokoh yang bukunya sempat terbit di Mizan, jika mereka mengajukan naskah yang bertentangan dengan nilai tawassuth dan merusak ukhuwah, Mizan tak segan untuk menolaknya.
Pada tataran lokal, Mizan menerbitkan buku yang membangun dialog antarormas besar seperti Muhammadiyah dan NU dengan buku berjudul “Muhammadiyah itu NU”. Dalam ketegangan fikih dan tasawwuf, Mizan menerbitkan buku-buku tasawwuf positif dan fikih yang berorientasi sosial. Dalam tataran dialog antariman Mizan menerbitkan buku-buku seperti karya Karen Armstrong, Sejarah Tuhan, dan lain-lain.
Jika dilihat dari keragaman tema dan latar belakang penulis Mizan, maka akan sulit mengatakan bahwa Mizan terafiliasi pada satu kelompok atau mazhab tertentu. Satu-satunya benang merah dari buku-buku terbitan Mizan adalah nilai tawassuth dan filosofi Mizan: menjembatani. Itu bukti jelas bahwa Mizan memiliki cita-cita besar mempersatukan umat.
Apakah pemilik Mizan Syi’ah?
Pemilik Mizan bukan Syi’ah. Pemilik Mizan adalah Muslim yang taat dan rindu akan umat Islam yang lebih cerdas dan bersatu. Pemilik Mizan terdiri atas beberapa orang komisaris. Abdillah Toha adalah pemilik mayoritas saham Mizan, Abdillah Toha dikenal sebagai pengusaha yang sangat concern pada masalah sosial dan politik yang bersih. Beliau pernah menjabat sebagai Executive Director Institute for Socio-Economic and Political Studies (In-SEP) dalam bidang sosial beliau juga mendirikan Yayasan Rumah Sakit Mata AINI. Pada 1998 saat reformasi, bersama Amien Rais, Abdillah Toha mendirikan Partai Amanat Nasional. Dikenal sebagai politisi jujur dan bersih, Abdillah Toha sempat menjadi anggota DPR RI komisi I bidang pertahanan, rajin membela kepentingan Muslim Palestina dan mengkritik kebijakan luar negeri Amerika. Terhadap partainya, PAN dan sahabatnya Amien Rais, Abdillah Toha pun tak sungkan memberi kritikan.
Pemilik kedua adalah Mustafa Anis Hadi, lulusan Fakultas Ekonomi Unpad ini meyakini bahwa untuk menyejahterakan umat adalah dengan mencerdaskannya. Dari Anis Hadi tercetuslah kata Mizan sebagai nama penerbitan ini. Anis Hadi juga menjadi salah satu bidan lahirnya Majalah Ummat.
Pemilik ketiga adalah Haidar Bagir. Beliau merintis Mizan saat masih mahasiswa di Teknik Industri ITB. Sebagai aktivis masjid Salman ITB, Haidar Bagir sempat bekerja di Penerbit Pustaka Salman. Dari tiga pemilik Mizan, Haidar Bagirlah yang sering diidentikkan dengan Syi’ah. Untuk lebih dekat dengan beliau dan menghilangkan prasangka, mari kita mengenal lebih dekat tentang kiprah Haidar Bagir di link ini
Benarkah keuntungan Mizan dikirim ke Iran?
Tidak ada uang yang ke Iran atau ke negara mana pun. Sebagai perseroan terbatas, keuntungan Mizan selain diterima oleh pemilik atau komisaris juga dinikmati oleh sekitar 500-an karyawan tetap yang bekerja di Mizan, outsourcee, ribuan tenaga distributor. Ada sekitar 4000 Book Advisor yang 90% ibu rumah tangga yang mendistribusikan buku secara Direct Selling yang mendapat manfaat ilmu dan finansial dari industri buku Mizan ini. Bahkan Mizan juga memberikan sebagian sahamnya kepada karyawan yang telah lama mengabdi.
Sebagian besar keuntungan Mizan diinvestasikan untuk pengembangan usaha. Mizan memulai usaha dari rumah kontrakan ke rumah kontrakan. Bahkan hingga usia ke-25 tahun Mizan masih menempati sebuah rumah kecil di wilayah Yodkali Bandung. Baru pada 2005 Mizan memiliki gedung yang cukup representatif di Bandung Timur. Dari penerbitan Islam, Mizan terus berkembang ke penerbitan buku anak, buku populer, hingga ke industri digital dan film. Di Industri film Mizan “berjihad” dengan membuat film-film yang bermuatan pendidikan di tengah film-film yang tidak mendidik. Dikatakan berjihad, karena investasi film sangatlah besar, tidak sebanding dengan animo pasar yang cenderung melemah.
Mizan juga berkomitmen membantu pendidikan kaum dhu’afa yang disalurkan melalui Rumah Zakat, dan yayasan Yasmin. Sejak tahun 90-an Mizan juga aktif memberikan beasiswa untuk mahasiswa yang tengah menyelesaikan skripsi dan tesis. Program Beasiswa Mizan ini sempat menciptakan penulis-penulis muda yang skripsinya diterbitkan menjadi buku yang berkualitas.
Beberapa kasus produk Mizan yang dituduh mengandung unsur Syi’ah yang sempat beredar di sosial media
Love Quran Tab
Love Quran Tab, produk tablet yang diluncurkan Mizan Apps Publisher pada 2012 sempat dituduh sebagai Tablet Syi’ah. Tuduhan ini disebabkan oleh adanya album Hadad Alwi pada tablet ini. Bahkan ada sejumlah kabar yang menyebutkan bahwa dalam tablet ini, ada kompas kiblat yang mengarah ke Karbala bukan Ka’bah.
Tablet ini memang benar memuat album Haddad Alwi. Sebagaimana prinsip Mizan terbuka pada semua orang, maka Mizan menerima ajakan dari berbagai pihak untuk berkolaborasi. Haddad Alwi yang saat itu sedang promosi albumnya berbarengan dengan Mizan yang akan meluncurkan produk tablet. Dengan landasan bisnis, maka kerjasama ini terjadi. Tidak ada alasan lain selain bisnis. Mizan juga bekerjasama dengan sejumlah penyanyi lain tanpa melihat latar belakang mereka. Orang yang memahami prinsip Mizan yang terbuka tentu dapat memahami ini. Jika dilihat dari konten lagu, Mizan telah memastikan tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan nilai Islam yang damai. Adapun tuduhan tentang adanya kompas kiblat yang menunjuk ke Karbala sama sekali tidak berdasar. Bahkan orang yang menyebarkan hal tersebut, meminta maaf secara khusus kepada Mizan setelah meneliti produknya.
Ensiklopedi Bocah Muslim Jilid Tokoh
Pada jilid Tokoh Idolaku, pada pembahasan tokoh-tokoh kontemporer, dimuat sejumlah nama seperti Muhammad Iqbal, Sayyid Qutub, Hasan Al-Banna, Jamaluddin al-Afghani, dan Khomeini. Sejak diterbitkan pada 2004, tidak ada masalah dengan ini, karena Muslim Indonesia cukup terbuka dan memahami prinsip terbuka Mizan. Tetapi beberapa waktu terakhir muncul keberatan tentang dicantumkannya Khomeini.
Kami selalu mengembalikan pada prinsip Mizan tawassuth dan seimbang. Tokoh-tokoh yang dipilih adalah yang memiliki pengaruh pada peta perpolitikan Islam abad 20 tanpa melihat afiliasi golongan mereka. Jika melihat sejarah dunia dan sejarah Islam khususnya, maka nama-nama itulah yang dianggap memberi warna. Terlepas apakah warna sejarah itu kita setuju atau tidak. Sayyid Qutub dan Hasan Al-Banna adalah dua penggerak Ikhwanul Muslimin yang pengaruhnya bukan hanya di Mesir tapi juga ke berbagai negara Muslim lainnya. Semangat Pan Islamisme Jamaluddin al-Afghani menyebar luas, bahkan banyak aktivis Muslim Indonesia yang terinspirasi. Karya-karya puitis dan filosofis Muhammad Iqbal begitu menggema ke berbagai dunia Islam. Revolusi Islam yang digerakkan seorang guru ngaji bernama Khomeini juga menggemparkan dunia. Bahkan untuk Muslim yang hidup pada tahun 70-80-an dapat merasakan gema revolusi itu sebagai revolusi Islam, bukan revolusi Syi’ah. Tapi bagi pihak-pihak yang tidak senang dengan persatuan dan kebangkitan Islam, momen itu dikerdilkan hanya sebagai gerakan Syi’ah. Namun terlepas dari itu, pemilihan tokoh di sini hanya untuk memperlihatkan fakta sejarah secara terbuka.
Buku ini disusun oleh tim dan disupervisi oleh pembaca ahli. Karena itu semua konten telah melalui proses yang saksama. Setiap cetak ulang kami melakukan pengkajian ulang dan revisi. Redaksi selalu meminta pendapat cendekiawan dan ulama. Tidak menutup kemungkinan redaksi akan melakukan pertimbangan ulang tentang tokoh-tokoh yang diangkat.
Ini adalah ensiklopedia Islam pertama karya anak bangsa yang terbit sejak 2004 dengan lebih dari 20.000 keluarga Muslim telah mendapat manfaat dari buku ini. Bahkan buku ini telah diterbitkan juga di Malaysia. Kami menganggap karya ini sudah milik pembaca, dan kekayaan bangsa. Jadi kami terbuka untuk menerima masukan dari semua, termasuk Anda.
Buku Senyumlah Bunda
Pada buku Senyumlah Bunda karya Fuad Abdurrahman terbitan DAR! Mizan, terdapat kata “Kaum Syi’ah”. Buku yang sempat menyabet penghargaan IBF 2011 ini bercerita tentang kewajiban berbakti kepada orangtua. Dalam satu kisahnya ada seorang bernama Zakaria yang mendapat nasihat dari Imam Ja’far tentang keutamaan berbakti pada orangtua. Kebetulan laki-laki itu adalah dari kelompok Syi’ah.
Kalau dilihat dari konteksnya, kelihatannya sang penulis enggan memotong dan ingin mengutip kutipan asli dari sumbernya. Namun jika dilihat dari konteks keseluruhan kata itu sama sekali tidak mengurangi pesan inti dari cerita yaitu tentang berbakti pada orangtua. Sehingga tidaklah fair untuk menghubungkan kutipan kata ini dengan menuduh bahwa Mizan mempromosikan ajaran Syi’ah.
Namun demikian masukan dari pembaca tentang hal ini, tentu akan menjadi pertimbangan bagi kami untuk lebih sensitif pada proses editing.
- See more at: http://mizan.com/detail/1438-FAQ-tentang-Mizan#.VZtzihuqqkp
Komentar
Posting Komentar